KPR syariah mahal terkesan ketika seseorang ingin membeli rumah melalui bank. Sementara itu, banyak orang sebelum membeli rumah baik secara cash maupun cicilan tentu melakukan riset terkait dengan harga atau cicilan yang harus dibayarkan tiap bulanya.
Memiliki rumah merupakan dambaan semua orang karena dengan memiliki rumah sendiri kita bisa lebih mandiri. Namun tidak semua orang bisa membeli rumah secara tunai, karena harga rumah semakin hari semakin meningkat.
Oleh karena itu, perbankan berlomba-lomba menawarkan dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Bahkan sekarang juga banyak yang menawarkan KPR syariah. Tetapi kenapa terkesan KPR syariah mahal dibandingkan dengan KPR konvensional.
Kemunculan produk KPR Syariah yang harus ketahui bahwa sistem keuangan Syariah melarang adanya riba, dan kamu beranggapan bahwa cicilan KPR syariah tidak semahal KPR konvensional. Namun, kenyataannya banyak orang yang mengeluh bahwa KPR syariah mahal karena cicilannya lebih tinggi dari KPR konvensional.
Baca juga:
Perumahan Atau Apartemen, Inilah Pertimbangan Pentingnya
5 Pertimbangan Sebelum Ambil Perumahan Cluster
KPR konvensional selalu mengikuti suku bunga BI, dimana suku bunga tersebut tidak pernah turun. Sebelum membahas mengapa terkesan KPR syariah mahal dibandingkan dari KPR konvensional. Untuk itu kamu harus mengetahui cara kerja KPR syariah.
Dilansir dari berbagai sumber, maka sebaiknya kita mengetahui bagaimana KPR Syariah bekerja dibandingkan dengan KPR konvensional.
Cara Kerja KPR Syariah
Jelas, dalam hal persyaratan aplikasi kredit, seperti pengajuan kredit dan proses kredit, KPR Syariah dan KPR konvesional tidak berbeda. Padahal dulu BI mengamanatkan loan to value (LTV) dimana persentase jumlah pinjaman terhadap nilai jaminan untuk syariah lebih kecil dibandingkan konvensional.
Hal Ini akan menghasilkan nilai properti yang sama, sementara itu, KPR Syariah dapat memberikan batas kredit yang lebih tinggi. Namun, BI merevisi aturan yang ada. Sehingga, LTV syariah dan konvensional sudah tidak berbeda lagi.
Terkesan KPR syariah mahal dibandingkan KPR konsvensioal karena cara perhitungan kewajibannya. Tidak ada perhitungan bunga dalam keuangan syariah, seperti dalam sistem kredit perbankan. Jadi, tidak ada bunga murah atau bunga rendah dalam KPR syariah ini.
Dalam kesan KPR Syariah mahal juga di pengaruhi oleh sistem bagi hasil, jadi keuntungan pinjaman Syariah adalah keuntungan pembelian rumah ditambah margin.
Perbankan syariah akan memberi tahu tentang jumlah maksimum yang akan diambil dan dibayarkan bank kepada pelanggan. Harap dicatat bahwa batas akan dikomunikasikan terlebih dahulu, pada saat penerbitan kredit awal dan tidak akan berubah selama periode kredit.
Seperti yang telah dijelaskan pada KPR Syariah sebelumnya terdapat beberapa jenis akad, salah satu akad yang paling umum digunakan adalah akad murabahah atau proses jual beli. Dalam skema murabahah ini, harga rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani akad keuangan untuk jual beli rumah tersebut.
Misalkan kamu ingin membeli rumah seharga Rp. 500 juta. Jangka waktu 10 tahun, maka bank syariah akan memperoleh keuntungan atau bagian sebesar Rp250 juta. Maka harga jual rumah tersebut kepada nasabah untuk jangka waktu investasi 15 tahun adalah Rp. 750 juta.
Pembayaran bulanan pelanggan adalah Rp. 750 juta dibagi 180 bulan, atau Rp. 4,2 juta. Biasanya, bank telah menentukan jumlah maksimum, yang biasanya bervariasi tergantung pada jangka waktu pinjaman. Semakin lama pinjaman, semakin tinggi bagi hasil yang diterapkan, yang berarti semakin lama meminjam, semakin besar jumlah bagi hasil yang akan dibayarkan ke bank.
Hal ini terkait dengan tingkat risiko bagi bank. Semakin lama jangka waktu pembiayaan, semakin besar kemungkinan nasabah akan membayar tepat waktu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, bank akan mengenakan bunga tinggi. Ini disebut bahaya.
Dari skema tersebut mengapa terkesan KPR Syariah mahal dari pada KPR konvensional?
Setelah menjelaskan kelebihan atau keuntungan yang diperoleh dari KPR Syariah, mengapa masyarakat sering menyebut KPR Syariah mahal dibandingkan KPR konvensional?
Seperti yang sudah disjelaskan, dengan limit ini, kamu akan menerima pembayaran tetap hingga akhir masa pinjaman. Sementara itu KPR konvensional menawarkan tingkat bunga yang terus bergerak mengikuti suku bunga.
Selama beberapa tahun pertama cicilan KPR kamu biasanya akan menerima bunga fleet atau datar yang biasanya lebih rendah dari pembayaran KPR Syariah. Namun, kamu harus tahu bahwa tingkat bunga akan berubah meningkat setelah kamu cicilan setelah 3 tahun.